Pengujian Beton Self Compacting Concrete (SCC)

Agar dapat memenuhi persyaratan beton SCC, perlu dilakukan beberapa pengujian pada beton segar untuk mengukur karakteristik workability SCC. Terdapat tiga karakteristik diantaranya adalah Filling Ability, Passing Ability, dan Segregation Resistance.
Filling Ability adalah kemampuan beton segar untuk mengisi setiap ruang dalam bekisting tanpa terdapat rongga udara.
Passing Ability adalah kemampuan beton segar untuk mengalir dan melewati halangan, dalam hal ini adalah untuk melewati celah-celah antar tulangan yang rapat.
Segregation Resistance adalah kemampuan beton segar untuk mampu bertahan dari pemisahan antar material sehingga memiliki workability yang tinggi.
Berbagai macam pengujian beton segar SCC telah diusulkan, diantaranya adalah U-test, L-Box Test, Slump flow T50, dan V-funnel test. 

Berikut adalah tujuan dari setiap test:
-) U-Box test digunakan untuk mengukur filling ability.
-) L-Box test digunakan untuk mengamati karakteristik material terhadap flowability, blocking, dan segregation.
-) Slump flow test digunakan untuk menetukan flowability (kemampuan alir) dan stabillitas SCC
-) V-Funnel test digunakan untuk mengukur filling ability dan stabilitas dari beton segar.

Berikut adalah gambar alat ujinya:

Gambar Alat Uji U-Box Test

 
Gambar Alat Uji L-Box Test

Gambar Alat Uji Slump-flow Test

Gambar Alat Uji V-Funnel Test







Self Compacting Concrete (SCC)

sumber gambar : http://www.voscc.dk/
Seiring dengan perkembangan zaman, kreatifitas manusia juga semakin maju. Banyak sekali inovasi dan ide unik yang muncul, terutama dalam bidang konstruksi beton bertulang. Seperti yang kita tahu bahwa proses pengerjaan beton bertulang cukup sulit apabila dibandingkan dengan beton biasa. Salah satunya jarak tulangan yang rapat terkadang memunculkan permasalahan mengenai penuangan/pengecoran beton. Pengecoran yang tidak sempurna, menghasilkan beton berkualitas jelek seperti keropos/porous, permeabilitas tinggi, atau beton mengalami pemisahan material.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka munculah ide untuk menciptakan beton yang bisa mengalir sendiri melewati tulangan untuk mengisi ruang-ruang kosong dalam bekisting dan mencapai tinggi permukaan dengan rata tanpa mengalami bleeding dan segregasi. Jenis Beton ini kemudian disebut dengan nama beton memadat mandiri atau Self Compacting Concrete (SCC).
Beton SCC merupakan penelitian yang sudah lama dilakukan di Jepang mulai era tahun 1980an. Penelitian ini berhasil diselesaikan pada tahun 1988, dan untuk pertama kali diperkenalakan oleh Okamura pada tahun 1990’an sebagai upaya mengatasi masalah pengecoran di Jepang. Beton jenis ini menawarkan banyak kemudahan dalam pengerjaanya. Kita tahu dalam pelaksanaan beton konvensional dilapangan, membutuhkan banyak tenaga untuk melakukan pemadatan dengan bantuan alat seperti vibrator. Karena itu self compacting Concrete hadir untuk mengatasi masalah tersebut sehingga dalam proses pengerjaanya tidak memerlukan banyak pekerja.
Dengan pengerjaan yang mudah beton self compacting juga dapat memenuhi tuntutan desainer untuk mewujudkan suatu struktur dengan tulangan yang kompleks. Dengan campuran yang mudah berdeformasi tetapi tetap dapat mempertahankan kekentalannya (viskositasnya) maka beton SCC akan memadat sendiri dan tidak mengalami segregasi.
Saat ini self compacting concrete  tidak hanya dipergunakan di Jepang. Penelitian tentang self compacting concrete masih terus dilakukan dibanyak negara termasuk di Indonesia menyangkut tentang metode pencampuran (mix design) yang paling efektif. Penilitian ini akan terus dilakukan sampai self compacting concrete akan menjadi beton standar untuk masa depan.
Banyak sekali keuntungan yang didapat dari penggunaan self compacting concrete untuk beton precast, prestress di bidang industri dan penggunaan di bidang konstruksi. Keuntungan yang bisa didapat antara lain:
-       mengurangi kebisingan di lokasi proyek,
-       mempermudah proses pengecoran di lapangan,
-       proses konstruksi bisa berlangsung lebih cepat,
-       meningkatkan kualitas dan daya tahan bangunan,

-       kekuatan yang dihasilkan lebih tinggi.

Green Building

sumber gambar : http://www.ukgbc.org/

Sektor bangunan di Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar terutama dalam konsumsi energi, konsumsi air, pemakaian lahan, dan beberapa masalah lainnya yang memiliki potensi berdampak terhadap lingkungan, untuk itulah perlunya menerapkan suatu konsep bangunan hijau (green building). Pada dasarnya green building merupakan salah satu praktek dalam membangun, yang dimulai dari pekerjaan struktur hingga pelaksanaan konstruksi secara keseluruhan. Secara nyata hal tersebut harus diupayakan agar pelaku pembangunan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang ada seefisien mungkin, dalam satu siklus hidup sebuah bangunan. Jadi tidak hanya bermodal desain saja, tetapi harus direalisasikan dalam proses konstruksi, pemeliharaan bangunan hingga proses renovasi dan dekonstruksi, jika kondisinya perlu dilakukan pada bangunan yang ada. Green building adalah konsep yang menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan lahan, air, energi, dan bahan material maupun sumber daya lainya.
Inti dari konsep green building yang sebenarnya adalah bangunan yang ramah terhadap lingkungan. Bangunan yang mampu mengolah secara efisien segala jenis bentuk potensi energi yang ada dan mampu menekan sumbangan polutan ke alam. Bangunan hijau (green building) tidak boleh dimaknai dengan sekedar bangunan yang di warnai dengan cat warna hijau, juga tidak hanya bangunan dengan halaman yang luas untuk taman.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan energi alamnya. Mulai dari laut, sungai, panas bumi, angin, sinar matahari semuanya menyimpan potensi energi yang sangat besar. Maka konsep green building yang bisa diterapkan juga beragam dan bisa dibangun di mana saja, baik itu di pantai, dataran rendah bahkan di pegunungan.
Selain dengan penataan lahan dan taman, bangunan yang bisa menciptakan energi listrik secara mandiri sudah bisa dikatakan sebagai green building. Energi listrik itu bisa diperoleh dengan memasang solar sel untuk mengolah energi potensial dari sinar matahari atau dengan menggunakan konsep kincir angin untuk merubah energi mekanis menjadi listrik. Green building juga harus bisa mengolah limbahnya secara mandiri semisal dengan memasang sumur peresapan untuk membuang limbah rumah tangga yang berupa air kotor. Itu adalah beberaapa contoh konsep green building untuk rumah tinggal. Konsep yang lebih luas tentang green building saat ini juga masih terus berkembang untuk bangunan-bangunan komersial, tak hanya bangunan 1 atau 2 lantai tetapi bangunan bertingkat pencakar langit juga sudah banyak yang menerapkan konsep ini.
Jika setiap rumah penduduk disuatu wilayah memiliki solar sel maka setiap rumah akan mampu memproduksi listrik secara mandiri. Mengingat kondisi iklim alam indonesia yang sangat menunjang untuk konsep itu maka keuntungan pasti bisa dimaksimalkan, produksi listrik yang sebagian besar menggunakan tenaga uap dengan memanfaatkan minyak bumi dapat ditekan sehingga penghematan besar-besaran bisa dilakukan.
Untuk menciptakan sebuah bangunan yang dapat dikatakan green sebetulnya tidaklah sulit, semua itu akan berpulang pada komitmen setiap individu sebagai perencana sebuah bangunan. Karena bisa jadi masing-masing hanya melihat bahwa untuk mewujudkan green building akan menelan biaya yang cukup mahal. Namun, jika mau berhitung, dengan menggunakan konsep green building yang melekat pada bangunanya sebenarnya akan menjadi lebih murah jika dilihat perspektifnya kedepan. Hal itu terjadi karena dalam konsep green building pemakaian energi akan jauh lebih efisien, belum lagi terkait dengan pemakaian materialnya khususnya untuk bangunan komersial seperti pertokoan, perkantoran, hotel, mall dan lain-lain.


Memang benar pada awal pembangunan dengan konsep green building akan terasa lebih mahal tapi sekali lagi manfaatnya sangatlah besar. Ini seperti konsep berwirausaha. Memang pada dasarnya dibutuhkan sebuah investasi besar untuk penghematan secara permanen dan untuk mendapatkan keuntungan secara berkesinambungan.

Teknik Sipil





Teknik Sipil, mendengar frase itu apa yang akan muncul di pikiran teman-teman? Apakah yang ada di benak teman-teman adalah kuliah untuk jadi pegawai negeri sipil? Hehe. Dulu teman saya banyak yang berfikiran seperti itu. Tapi itu adalah sebuah kesalahan besar. Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya bagunan dan infrastruktur tetapi juga mencakup lingkungan untuk mencapai keberlangsungan hidup manusia yang berkualitas.
Dalam Teknik Sipil terdapat banyak aspek yang dipelajari, mulai dari matematika, fisika, kimia, geologi, hidrologi, lingkungan hingga komputer dan masih banyak yang lain. Ilmu teknik sipil itu sangat luas dan tidak ada habisnya, karena dalam dunia keteknik sipilan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Dan teman-teman harus benar-benar serius dalam belajar ilmu teknik sipil.

Bagaimana kuliah di Teknik Sipil ?

Banyak orang yang mengatakan kalau kuliah di Teknik Sipil itu berat, banyak tugas, dan lama lulusnya! Saya tersenyum saat mendengar perkataan seperti itu. Tapi pernyataan itu memang tidak salah alias benar (pada zaman dulu). Sekarang ini kuliah di Teknik Sipil tidak serepot dulu walaupun sekarang juga masih repot sekali J.
Kuliah di Teknik Sipil kurang lebih akan didominasi oleh praktek dan tugas, tp tenang saja. Banyak software yang bisa membantu tugas kita seperti autocad, sap, etabs, dll. Kuliah diteknik sipil itu mengasikan. Kita bisa banyak sekali bermain game (software) dan bermain yang lain (praktek). Itulah yang membuat kuliah kita jadi asik.
Kuliah di Teknik Sipil itu berat juka kita egois dan sebaliknya. Yang jelas kita harus pintar mengelola waktu.


Tugas-tugas !


Kalau kita berbicara masalah tugas yang ada di teknik sipil itu seperti kita sedang membicarakan sarapan yang kita makan setiap pagi. Tugasnya memang sangat banyak dan berat. Namun ketahuilah sebuah “lidi” yang ditekuk akan langsung patah tapi sebuah “sapu lidi” jika ditekuk akan sulit sekali dipatahkan. Mengapa? Karena sapu lidi itu gabungan dari banyak sekali lidi. Nah kita mahasiswa teknik sipil bagaikan sebuah lidi jika kita berdiri sendiri maka dari itu dalam setiap tugas yang kita terima lebih baik kita kerjakan bersama-sama dengan cara yang benar. Karena kebanyakan orang menggunakan cara yang salah yaitu hanya dengan copy-paste yang justru akan merugikan diri sendiri. Kalau kita mengerjakan bersama beban berat itu akan sirna. Tapi kalau kita bekerja sendiri akan terasa sangat berat dan akan menjadi malas. Hal-hal diatas (bekerja sama) bisa menumbuhkan keahlian bekerja secara tim yang akan sangat berguna dalam pekerjaan dilapangan nantinya.
Karena ada tugas, maka akan muncul hal seperti ini. Dalam satu angkatan akan menjadi solid dengan sendirinya (meskipun butuh waktu dan tidak bisa instan). Kesolidan itu akan muncul dikarenakan ada tugas yang memaksa semuanya bekerja sama. Dengan tujuan yang sama dan arah yang sama dua buah garis sejajar akan bertemu pada suatu titik (ilmu proyeksi). Itu adalah perumpamaan yang pas menurut saya untuk menggambarkan bagaimana sebuah kesolidan muncul. Karena pada dasarnya tujuan dari setiap mahasiswa itu sama. Mahasiswa dalam hal ini adalah dua buah garis sejajar tadi.
Dengan tugas juga kita bisa lebih mendalami setiap materi kuliah yang kita dapat. Mungkin tanpa adanya tugas banyak diantara kita yang menjadi malas belajar. Mengerjakan tugas itu termasuk belajar. Dan itulah yang membuat kita pintar. Maka dari itu mahasiswa Teknik Sipil harus senantiasa menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Terkadang karena tugas juga kita sering menghiraukan hal yang lain. Pernakah teman-teman menolak ajakan orang dengan alasan mengerjakan tugas atau batal ikut sebuah acara karena tugas? Pasti pernahlah, saya sendiri juga sering. Sebetulnya saya menyadari kalau itu hal yang tidak baik. Kuncinya disini adalah mengatur waktu. Kalau kita bisa mengatur waktu dengan baik kita tidak perlu untuk melakukan tindakan seperti diatas. Kuliah di Teknik Sipil memang seperti itu. Tiada hari tanpa tugas, kalau kita tidak bisa mengakali tugas maka kita akan diakali tugas. Nggak enak kan? Apa kalian mau diakali tugas? Di akali temen sendiri aja pasti gak mau, apalagi tugas. Anggaplah tugas itu sebuah teman yang senantiasa mau diakali dan diperalat, hehehe.
Dengan mindset yang tepat tentang tugas kita akan mendapat sebuah kanikmatan dalam mengerjakan tugas, begitu pula sebaliknya. Mindset tentang tugas ini dapat dibangun sendiri sesuai kepribadian dan cara belajar masing-masing. Hal diatas tadi adalah mindset saya tentang tugas kuliah. Tapi satu yang harus diingat, kuliah jangan hanya terpaku pada tugas. Masih banyak hal lain diluar tugas yang mengasikkan.
Semoga kita semua menjadi manusia yang berguna dengan ilmu Teknik Sipil yang telah kita kantongi. Amin...

GRANIT, KUARSIT, ANDESIT, NAPAL


 A. GRANIT
           Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Batuan ini termasuk dalam kelompok batuan beku. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kata granit berasal dari bahasa latin granum

              Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai dalam bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisian ekspansi termal yang snagta rendah. salah satu penerapanya adalah pada mesin pengukur koordinat (coordinate measuring machine)


Proses terbentuk         : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam   pada    kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
Kegunaan                    : Bahan bangunan, monumen, sebagai dekorasi, bahan tegel, dll.
Berat Jenis                   : 2.75 gr/cm3

Daerah Penghasil        : Bungbulang(garut), lampung, riau.


B. KUARSIT

Kuarsit termasuk jenis batuan metamorfosa yang kaya akan mineral-mineral kuarsa. Dapat terbentuk dari urat-urat kuarsa, batu pasir kuarsa atau batu pasir yang tersemen oleh silica dan kemudian mengalami proses metamorfosa akibat tekanan dan temperatur yang tinggi selama jangka waktu tertentu. Kuarsit bersifat sangat keras, kompak, masif dan kristalin. Dapat juga mempunyai laminasi yang sangat halus sampai kasar dan bahkan dapat berukuran kerikil. Warnanya bervariasi dari putih, kelabu, hijau, kemerahan sampai kecoklatan atau campuran dari warna terang. Sifatnya transparan sampai opak. Pecahnya tidak rata, konkoidal atau menyuban (splintery).



Kuarsit adalah batuan metamorf yang terbentuk nonfoliated oleh metamorfosis dari batu pasir kuarsa murni. Panas intens dan tekanan dari metamorfosis menyebabkan butir kuarsa untuk kompak dan menjadi erat intergrown satu sama lain, sehingga kuarsit sangat keras dan padat. Kuarsit biasanya putih atau abu-abu, tetapi dapat warna cahaya lain tergantung pada kotoran di batu pasir tua. Ia memiliki kilau kaca, seperti yang diharapkan mempertimbangkan dalam batu pasir kuarsa memiliki kilau vitreous atau kaca. Ketika cuaca kuarsit dapat memiliki penampilan granular, tetapi permukaan yang baru patah bahkan istirahat di permukaan karena melanggar melewati butir kuarsa intergrown, menunjukkan penampilan granular pada permukaan yang baru saja patah. Terbentuk oleh proses panas dan tekanan tinggi pada metamorfosis regional dan metamorfosis kontak di endapan batu pasir, sehingga menjadi kuarsit. Kuarsit sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi.

                  Kuarsit menjadi lebih populer sebagai batu dimensi dalam industri konstruksi. Penggunaan kuarsit sebagai batu hias di konstruksi bangunan tumbuh setiap tahunnya. kuarsit di poles salah satu permukaan datarnya digunakan untuk menutupi dinding, sebagai alas lantai dan anak tangga. Kuarsit juga digunakan, untuk tingkat kecil, seperti batu hancur digunakan dalam konstruksi jalan dan perbaikan.




Proses Terbentuk         : Batuan ini dibentuk oleh kebanyakan mineral kuarsa yang mengalami proses metamorphism.
Kegunaan        : Bahan agregat,lantai dan dinding.
Warna  : Abu-abu, kekuningan, merah, coklat.


C. ANDESIT

               Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduktiftektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti di Indonesia. Nama Andesit berasal dari nama pegunungan Andes
             
          Batu andesit banyak digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi, dan piramid. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak memakai material ini, misalnnya : sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja batu, arca, dll.

            Dizaman sekarang batu andesit ini masih digunakan sebagai material untuk nisan kuburan orang tionghoa, cobek, lumpang jamu, cungkup/kap lampu taman dan arca-arca untuk hiasan. Salah satu pusat kerajinan dari batu andesit ini adalah Magelang.

              Pusat kerajinan dan pemotongan batu andesit jga terdapat dia daerah cirebon dan majalengka Jawa Barat. Karena didaerah ini banyak terdapat perbukitan yang merupakan daerah tambang abtu andesit. Untuk batu andesit di daerah cirebon umunya berwarna abu-abu dan terdiri dari 2 jenis utama, yaitu : Andesit Batik dan Andesir Polos.


Proses Terbentuk    : Batuan ini berasal dari yang meletus yang menyebar hingga kilometeran dari gunung. Terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat Celsius.
Kegunaan              : Bahan batu belah untuk bahan konstruksi (janlan dan bangunan), alas jalan, agergat pondasi.
Berat Jenis            :  2,85-3.00 gram/cm3



D. NAPAL

          Napal adalah kalsium karbonat atau kapur kaya lumpur atau batu lumpur yang mengandung sejumlah variabel tanah liat  dan aragonit. Napal awalnya merupakan istilah lama secara bebas diterapkan untuk berbagai bahan, yang sebagian besar terjadi secara bebas, deposito membumi yang terdiri terutama dari campuran tanah liat dan inti kalsium karbonat, yang terbentuk dibawah kondisi air tawar, khusus zat yang mengandung tanah liat membumi 35-65% karbonat.
    
              Batu napal berwarna abu-abu muda berbutir sangat halus hingga menegah lunak bersifat karbonan dan karbonatan.